Home

Pages

Inspirator Kebaikan buat Orang Lain

Teruslah Berusaha Menjadi Pribadi yang Senantiasa Menginspirasi Orang Lain.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ketua STIKES Andini Persada Mamuju

Ns. Edi Purnomo, S.Kep., Me.Kes., M.Kep.ketika Acara Wisuda Mahasiswa Tahun 2015.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

D'Inspirator, Amirullah B

Seorang Motivator Nasional yang Berasal dari Lingkup STIKES Andini Persada Mamuju.

Wednesday, February 24, 2016

Tugas Tambahan Mata Kuliah Matematika

Berikut ini dicantumkan nama mahasiswa yang harus menuntaskan nilai mata kuliah matematika dengan menyelesaikan tugas tambahan. Silakan Anda klik nama Anda masing-masing untuk melihat tugas tambahannya.

1. A. Mayang Segara
2. Abdul Rajab
3. Andi Ayu Ashari Hardy
4. Andi Magfira
5. Ayu Aspita
6. Bibit Kurniawati
7. Cici Fadilah
8. Dartiani
9. Devi Fauzindra

10. Endang April Yani
11. Endang Listriani
12. Fatmawati
13. Fitriani
14. Guahira Rauf

15. Ica Marsella
16. Intan sari MS
17. Isdayanti
18. Istiqomah Khusnul Khatimah
19. Kurniati
20. Lastri Wulandar

21. Lisnatinike
22. Niluh Winda Arlianti
23. Nina Ayuningsi
24. Novita Aprilia T.
25. Nuhiska
26. Nur Asia

27. Nurmalasari
28. Pina Juindasari
29. Salbia

30. Sitti Saidah Syam
31. Sri Fitria Bahar
32. Sri Nurnanengsi
33. Sri Riska Yuniarsi
34. Sunarti
33. Umrawati
34. Widya Astuti
35. Wirna
36. Yerlianti
37. Yulianti Muin
38. Siti Umrah


Catatan:
Dikumpul paling lambat Hari Minggu, 6 Maret 2016 pukul 23.59 WITA berbentuk file Microsoft word dan dikrim ke email: amirberakal@gmail.com

Kalau Anda tidak mengerti, silakan kontak ke Akun Facebook:  Amhier Khanza’ Amirullah

Sunday, February 21, 2016

Peranan Filsafat dalam Perguruan Tinggi

Bahwa bukan hanya manusia, belajar pun dilakukan hewan dalam setiap langkah kehidupannya. Burung mengajarkan anak-anaknya terbang, kera mengajarkan anak-anaknya mencari dan memilih buah, harimau mengajarkan anaknya berburu. Hampir setiap pengajaran bertujuan mempersiapkan mahluk-mahluk hidup untuk menghadapi kehidupan di kemudian hari.

Berbeda dengan hewan, manusia memberikan istilah yang berbeda dari sekedar belajar. Bila hewan bergerak dan berkehidupan lebih banyak ditentukan oleh naluri dan instinknya, maka pada manusia tentu berbeda.

Manusia memberikan bekal secara paket lengkap berupa rangkaian pengajaran yang berjenjang berirama. Mulai saat baru lahir kemudian menyusui, ibu akan mengajarkan tentang cara menghisap susu yang baik agar bayi dapat menyusu secara optimal. Tidak sekedar berkomunikasi, manusia belajar tentang cara berkomunikasi yang baik. Tidak hanya sekedar berjalan, manusia belajar tentang bagaimana cara berjalan. Tidak hanya sekedar duduk, manusia belajar tentang cara duduk yang baik. Bahkan makan, minum, tertawa hingga tentang semua cara memenuhi kebutuhan biologisnya, manusia selalu belajar hingga mampu menyesuaikan diri sesuai dengan waktu, tempat, keperluan dan keberadaannya.

Secara teori, pengajaran berupa:

1.    Penerusan pengetahuan dari sebuah generasi ke generasi berikutnya;

2.    Persiapan generasi berikutnya agar secara mandiri mampu bertahan dalam menghadapi kehidupan;

3.    Pembentukan generasi berikutnya agar dapat menjadi bagian dari sebuah kelompok atau komunitas kehidupan;

Bila jaman dahulu, manusia mempelajari segala sesuatu mengalir begitu saja mengikuti perkembangan yang ada. Semakin hari, manusia merasa perlu membuat berbagai pengukuran sebagai standar penilaian. Pembuatan standarisasi penilaian bertujuan untuk lebih memudahkan pengarahan pengelompokan generasi berikut sesuai dengan kemampuannya. Hasil analisa kemampuan tersebut, akan lebih mempermudah penempatan posisi-posisi hasil didikan agar bisa mengimplementasikan diri secara optimal didalam masyarakat.

Harapan para pendidik, agar generasi berikut kelak dapat menjadi lebih baik dari generasi sebelumnya. Secara individu, para pendidik mengharapkan hasil didikannya dapat menjadi bagian terbaik dari sebuah kelompok masyarakat.

Bila awalnya standar penilaian merupakan hasil dari pengukuran kemampuan seorang anak didik terhadap penerimaan materi yang diterimanya, dan atau merupakan cara mengukur seorang pendidik dalam meneruskan (mentransfer) ilmu kepada anak didiknya, maka saat ini kebanyakan manusia hanya mengejar nilai itu sendiri.

Sayangnya, belakangan ini banyak sekali terjadi penyimpangan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Pada saat ini di Indonesia, standar penilaian bukan merupakan cerminan dari hasil pengukuran kemampuan anak didik terhadap penerimaan materi, dan atau bukan cerminan pengukuran kemampuan seorang pendidik dalam mentransfer ilmunya.

Penyimpangan ini dapat dibuktikan melalui kenyataan yang ada.

Sejak awal SMP, para siswa di Indonesia telah menerima pelajaran bahasa Inggris. Hingga selama 6 tahun belajar, namun kurang dari 50% (lima puluh persen) lulusan SMA tidak mampu berbahasa Inggris.

Banyak lulusan SMA IPA dengan nilai cukup, bahkan pada saat setelah lulus 3 (tiga) bulan, mereka tidak mampu memahami persoalan-persoalan taktis yang seharusnya bisa diimplementasikan dari ilmu yang didapatnya di SMA.

Banyak lulusan SMA IPS dengan nilai cukup, bahkan setelah lulus, tidak mengetahui posisi-posisi geografis dari sebuah pulau; dari sebuah Negara terhadap Negara lain, atau bahkan tidak mengetahui seorang Daendels.

Penyimpangan ini bukan melulu karena kesalahan pendidik, bukan kesalahan siswa didik, bukan kesalahan orang tua siswa. Ini merupakan kesalahan Negara dalam membuat sistem pendidikan.

Mengingat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia “

Bahwa bila mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan bagian dari tujuan kemerdekaan Kebangsaan Indonesia, maka kemerdekaan kita belum mencapai tujuannya.

Bila nilai tinggi bukanlah cerminan kecerdasan, lalu bagaimanakah kebenaran tentang ukuran penilaian standarisasi mencerdaskan kehidupan bangsa.

a.     Filsafat Dalam Pendidikan

Keprihatinan membawa pemikiran saya dalam sebuah perenungan. Perenungan yang membuat kita senantiasa bertanya, dimana letak kesalahannya, bagaimana seharusnya, dan bagaimana memperbaikinya.

Bahwa selama ini, kita belum secara optimal melakukan pemetaan terhadap sumber-sumber kekayaan budaya, sumber daya bumi, air dan mineral sehingga kita mampu membuat perencanaan pemetaan kebutuhan sumber daya manusia. Dari sinilah kita bisa memulai perencanaan pendidikan, memulai rencana mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai dengan kondisi sumber kekayaan budaya, sumber daya bumi, air dan mineral yang ada di Indonesia.

Bahwa bila kita tidak optimal dalam melakukan pemetaan terhadap sumber-sumber daya manusia. Kita tidak akan mengetahui seberapa banyak tenaga tani trampil yang diperlukan di pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan utama kita, termasuk pengembangan peralatan demi hasil pertanian yang optimal. Kita belum akan mengetahui seberapa banyak nelayan yang diperlukan di kelautan agar memenuhi kebutuhan hasil laut yang optimal, termasuk pengembangan peralatan agar hasil laut tercapai secara optimal. Belum lagi di bidang peternakan, perkebunan, pariwisata, pertambangan, pendidikan, hukum, dan banyak bidang lain yang merupakan kebutuhan-kebutuhan kehidupan generasi berikutnya di negeri ini.

Secara mendasar kita harus mampu mengembalikan pemikiran bahwa pendidikan adalah:

1.    Penerusan pengetahuan dari sebuah generasi ke generasi berikutnya di kehidupannya;

2.    Persiapan generasi berikutnya agar secara mandiri mampu bertahan dalam menghadapi kehidupannya;

3.    Pembentukan generasi berikutnya agar dapat menjadi bagian dari sebuah kelompok atau komunitas kehidupannya;

Pada dasarnya, bila Negara kita telah mampu melakukan pemetaan dasar-dasar kehidupan yang ada pada sekitar kita, maka tidak akan terlalu sulit membuat rencana mencerdaskan kehidupan bangsa, yang sesuai dengan kondisi sumber kekayaan budaya, sumber daya bumi, air dan mineral yang ada di Indonesia.

b. Pendidikan Perguruan Tinggi

Mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik. Sebagian besar perubahan yang ada di negara ini dimulai oleh mahasiswa

Perguruan Tinggi, sebagai tempat munculnya calon para intelektual negeri harus mengetahui secara jelas tentang TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI, tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa di negara ini.

Tri Dharma Perguruan tinggi meliputi :

1. Pendidikan;

Sebagai kaum  intelektual bangsa, mahasiswa/i dituntut untuk meningkatkan mutu diri secara khusus sesuai dengan disiplin keilmuannya. Gelar merupakan simbol dari kesatuan diri dan disiplin ilmunya. Simbol tersebut merupakan kewajiban bagi dirinya untuk dapat dapat mengimplementasikan keilmuannya bagi kemaslahatan umat di sekitar kehidupannya.

2. Penelitian dan Pengembangan;

Ilmu yang didapatnya melalui perguruan tinggi harus mampu membentuk dirinya menjadi manusia kritis terhadap sekelilingnya. Segala sesuatu memiliki korelasi dengan disiplin keilmuannya, harus menjadi catatan-catatan tersendiri yang dapat menjadi sumber-sumber yang dapat dipercaya sebagai bagian dari perubahan perkembangan zaman yang terus mengalir. Ilmu harus menjadi unsur pemicu bagi perubahan-perubahan yang lebih baik bagi kehidupan sekelilingnya.

3. Pengabdian kepada Masyarakat

Sebutan mahasiswa, adalah arti yang yang tertinggi dari semua siswa. Bagian tertinggi dari sebuah inti kehidupan adalah mengabdi. Mengabdi bukanlah diartikan menghamba pada sebuah keadaan tertentu. Pengabdian berarti mengajak orang-orang sekelilingnya untuk dapat menerima manfaat keilmuannya. Mahasiswa yang telah mendapatkan simbol atas sebuah gelar kesarjanaan harus mampu menjadi pelopor dalam masyarakat, menjadi agen perubahan yang dapat memajukan negaranya.

Sebagai mahasiswi di Universitas Mpu Tantular (UMT), saya mengajak kita untuk mengingat pasal 1 Lampiran SK. Rektor Nomor 11 tertanggal 25 Agustus 1984:

Membentuk manusia pembangunan, berjiwa Pancasila, penuh pengabdian, dan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia.
Mempersiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan, mandiri, dan mampu memajukan ilmu pengetahuan.


PERANAN FILSAFAT DALAM PERGURUAN TINGGI

Sebagai mahasiswa, melihat berbagai penyimpangan yang bila dibiarkan terus-menerus akan membawa dampak buruk bagi Negara ini, tentulah menjadi kewajiban untuk dapat melakukan perbaikan.

Perguruan Tinggi harus mampu mengemban amanat kebijaksanaan agar pendidikan terintegrasi dengan jumlah tenaga kerja. Perguruan tinggi harus mampu membuat proyeksi potensi-potensi yang ada di sekelilingnya. Perguruan Tinggi harus mampu menghitung angka perbandingan kebutuhan terhadap potensi yang ada. Keilmuan sebuah perguruan tinggi harus mampu membuat angka-angka statistik yang mendekati kebenaran agar Negara ini mampu membuat perencanaan “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang lebih baik.

Angka statistik menghasilkan pemetaan yang masing-masing akan menentukan dasar-dasar kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan bidang kemampuannya, sesuai dengan sumber daya bumi, air atau mineral nya juga harus sesuai dengan daya dukung nilai-nilai budaya yang ada di sekelilingnya. Pemetaan tersebut akan mampu memprediksi seberapa besar tenaga pendidik yang diperlukan dalam upaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan sesuai dengan kemampuan.

Sumber daya manusia tersebut harus mampu dirangsang agar mampu terdistribusi secara merata sesuai dengan area kebutuhan di seluruh tanah air.

Mahasiswa lulusan hukum pada akhirnya harus mampu membuat regulasi-regulasi agar tercipta sistem yang menghasilkan kebijakan yang berputar ke segala arah. Regulasi yang dapat membuat terciptanya pendidikan pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia bagi seluruh bangsa Indonesia. Sehingga tercipta pendidikan dan pemenuhan sumber daya manusia yang saling bersinergi.

Pada akhirnya, perguruan tinggi harus dapat ikut terpanggil membenahi kembali sistem pendidikan yang menyimpang. Lulusan kesarjanaan, dengan segala gelar pendidikannya harus bisa mengembalikan “ruh” pendidikan sendiri. Mahasiswa harus mampu memulai dari diri menantang arus dan melakukan tindakan, bahwa hasil akhir pendidikan bukan pada sebuah nilai yang tinggi, tetapi pada sebuah kemampuan yang mampu menjadikan generasi berikutnya menjadi:

1.    Memiliki pengetahuan agar dapat diteruskan kepada generasi berikutnya;

2.    Mampu secara mandiri bertahan dalam kehidupannya;

3.    Mampu membentuk generasi berikutnya menjadi kelompok yang lebih baik dalam komunitas kehidupannya.

Filsafat dalam perguruan tinggi berperan mengembalikan keberadaan para mahasiswa/i, menjadi kumpulan siswa dengan ke “maha” annya. Perguruan tinggi sebisa mungkin bukan tempat mencetak para lulusan untuk menjadi tenaga kerja. Mahasiswa/i sebisa mungkin bukan menjadi bagian yang ikut-ikutan ngantri pada deretan pelamar pada sebuah perusahaan. Perguruan tinggi harus mampu mencetak para pelopor. Gelar sarjana lulusan perguruan tinggi tidak boleh menjadi bagian deret antri pelamar pekerjaan, tetapi harus mampu membuat deret antri bagi sebuah inovasi, menviptakan lapangan kerja baru, dan menjadi bagian dari pembangunan Negara.

Hidup senantiasa berputar, kejujuran akan selalu menjadi kebaikan di masa depan, karena hidup bukan diukur dari apa yang kita punya, tetapi hidup adalah seberapa kemampuan kita melakukan bagi sesama. (Herlina Butar-Butar)

Oleh : Herlina Butar-Butar

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/linapers70/peranan-filsafat-dalam-perguruan-tinggi_56ca00a5137f61ad18cd6662

Ku tak Mampu Merindu


Kubuka pintu berwarna biru

Saat adzan subuh telah berlalu 

Hembusan angin  menyapaku...

Ditemani gelap dan dingin menusuk kalbu

Sungguh  aku tak mampu....



Waktu  terus berpacu

Aku mengejar ...
namun terasa jauh....


Kusemakin rindu...

Berlari,  berlari ....
kumulai terjatuh

Ingin kurebahkan jiwa nan syahdu

Bersamamu, tertawa dan lupakan gelisah

Namun , sungguh  aku tak mampu.....



Bayangmu terus mendekapku

Tak kan pernah hilang di hati

Walau sejuta pengganti meminangku

Kau tetap selalu abadi...

Sungguh aku tak mampu....



Ingin ku meronta dan terus berteriak

Agar dunia tahu, akulah milikmu...

Ya...aku masih milikmu... meski dunia berbalik

Candumu telah merangsang syarafku

Perlahan.... 
leherku terasa tercekik

Hingga tak mampu kumerindu, bersamamu....

Oleh : Marleni
*Kompasiana

Saturday, February 20, 2016

Perempuan Di antara Batu-batu

Aku batu bila kau kira memang itu kerasnya nasib

Lalu batu-batu segera kujadikan tumpukan koral

Hingga bukit batu runtuh bongkah demi bongkah

Dan berakhir di tanganku yang ggemetar pun lemah


Tak kenal takut selain kuhantam tiap batu

Hari demi hari, dari selepas  subuh hingga petang hari

Tak perlu ada senyum terlebih tawa selain tegas

Tekan kuat di telapak tangan, lalu cepat palu empaskan


Dari rumah reyot pojok desa kususuri sempit setapak

Jalan mendaki terjal kugapai dengan kaki satu

Embun kuyup, kabut mengendap, udara menggigilkan

Aku terseok menemui batu-batu, menyayangi dengan palu


Bila kau kira aku tak sekeras batu, akulah si pemecah itu

Maka dermakan seucap doa sehat dan waras untukku

Agar batu-batu tak membalas kelak karena kekejamanku

Aku menghormatinya lebih dari sekadar cerita pilu



Rumah mewah dan jalan mulus itu dari batu-batuku

Berpuluh tahun, tetes keringat dan cucuran darahku

Hanya dapat kupandangi dari jauh dengan saparuh rasa

Gunung batu telah menjelma belantara kota



Dan kelak bila batu-batu rindu pada lembutnya lenganku

Maka kusisakan sebongkah yang tak retak dengan palu

Letakkan saja ia pada gundukan tanah yang menandaiku

Agar ia mampu bercerita siapa dan mengapa harus aku!


Oleh: Sugiyanto Hadi Prayitno
Sumber gambar: di sini
*Kompasiana

Teman Perjalanan

 
Jarum jam ditangannya masih menunjukkan pukul 6 pagi ketika Keira menginjakkan kaki di terminal kota. Udara pagi yang dingin menusuk nusuk tulangnya tanpa ampun. Keira merapatkan jaket denim yang memberinya kehangatan tak seberapa.
Sementara itu calo angkutan mulai berteriak mencari penumpang diantara hilir mudik orang dan penjual asongan.

Keira mendaratkan tubuhnya di atas bangku favoritnya. Bis itu masih terlihat lengang. Baru ada segelintir penumpang yang duduk diam di bangkunya masing masing. Ia melirik bangku kosong di sebelahnya. Dulu, pernah ada seseorang yang duduk di sana. Masih terbayang dalam ingatannya bagaimana teman perjalanannya itu mengoceh tentang banyak hal. Dan Keira selalu menjadi pendengar setia. Tapi kini semuanya telah berubah, teman perjalanannya telah memutuskan untuk tidak pernah lagi ada di sampingnya, baik di dalam bis ataupun di luar sana. Keira menghembuskan nafasnya perlahan seiring dengan seorang penjual asongan yang mendaratkan satu bungkus permen jahe di pangkuannya.

Bis mulai melaju dengan pelan, bagaikan kura kura yang terlalu berat memikul rumahnya sendiri. Seorang ibu yang kini duduk di sampingnya tengah asik memandangi gelang emas yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Gesturnya menyiratkan sebuah kebanggan, sama bangganya dengan teman perjalanannya ketika menceritakan setiap butir pencapaian yang telah dibuatnya.

Dua orang pengamen mulai beraksi di samping pak sopir yang tengah serius menjalankan armadanya. Suara gesekan biola dan petikan gitar bersahut sahutan dengan sangat harmonis. Tidak seperti hubungan Keira dengan teman perjalanannya, yang tidak harmonis lagi.
Dua orang penumpang tengah asik bercakap cakap tapi bukan lah percakapan senada yang telah membuat Keira ditinggalkan teman perjalanannya hingga kini.

"Apa perlu kamu merubah semua hal dalam diri kamu demi seorang cowok?" Keira menumpukan dagunya ke atas besi kursi yang catnya telah mengelupas.
"Loh memangnya kenapa? Denger ya Kei, kalau kamu ingin mendapatkan sesuatu yang berharga kamu harus bikin diri kamu berharga pula di matanya."
"Dengan menjadi orang lain?"
"Gak masalah menjadi orang lain, asalkan kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau."
"Kamu gak merasa lelah?"
"Semua lelah ku pasti terbayar nantinya. Telah berapa banyak peran yang aku mainkan untuk mendapatkan seseorang, dan semuanya berhasil kan?." 
"Dan setelah kamu dapatkan, lalu kamu campakkan begitu saja?"
"Masalah? Kamu bawel banget sih Kei?"
"Terserah kamu mau bilang aku apa, aku cuma gak ingin semua hal nantinya berbalik ke diri kamu sendiri."
"Semacam karma maksud kamu? Aku gak pernah percaya dengan hal seperti itu."
Sherly tersenyum, bibirnya yang tipis membentuk garis senyum yang sulit diterjemahkan oleh Keira.
"Hmm, aku tau, kamu cuma iri kan?"
"Iri? Maksud kamu?"
"Ya, iri, karena dia ini sebenarnya satu frekuensi kan sama kamu? Kamu suka dia juga kan?"
"Aku gak kenal dan gak tau siapa dia yang kamu maksud itu, Sher."
"Kamu pasti tau Kei, itu sebabnya kamu ngomong hal hal gak penting kayak gini ke aku."
"Aku..."
"Aku hanya ingin berbagi cerita sama kamu, bukan minta nasehat. Kalau kamu menginginkan dia juga, berlakulah fair. Aku turun di sini."
Keira terpana dengan apa yang Sherly katakan.
"Sher, tujuan kita masih jauh."
Sherly tidak mengindahkan teriakan Keira. Ia menyelinap di antara penumpang bis yang padat. Dan akhirnya turun di halte berikutnya.

Sampai detik ini Keira tak habis pikir dengan tuduhan Sherly kepadanya. Sebentuk nama kembali muncul di benaknya, Badik. Keira benar benar tidak mengetahui siapa sebenarnya cowok ini. Ia hanya tahu dari cerita Sherly yang katanya bertemu Badik di sebuah acara musik yang ia hadiri bersama teman teman SMA nya. Musik yang Sherly terjemahkan sebagai "musik kegemaran Keira". Sherly tidak percaya bila Keira tidak pernah tahu tentang orang yang dimaksudnya ini.

Keira membuang jauh jauh semua hal yang baru saja merasuki pikirannya, karena halte tujuannya telah terlihat jelas di depan matanya.

****

Keira mendaratkan kaki kanannya dengan selamat di atas bis yang penuh sesak. Beraneka macam aroma menyeruak tajam menyapa hidungnya. Kendaraan itu melaju pelan sambil terbatuk batuk. Satu halte telah dilewati tapi tidak merubah posisi Keira. Ia tetap berdiri berdesakan di dekat pintu. Tak lama bis berhenti kembali di halte berikutnya, ada beberapa penumpang yang turun, tapi lebih banyak yang naik. Lagi lagi Keira harus cukup puas bertahan di posisinya yang sekarang ini.

Bis mulai berjalan pelan ketika seorang pemuda berteriak sambil berlarian di luar sana. Ia berusaha menghentikan bis yang Keira tumpangi. Keira melongokkan kepalanya di antara penumpang yang berdiri acuh tak acuh. Keira bertanya dengan menggunakan bahasa isyarat sebisanya, yang kira kira bunyinya : apakah kamu akan naik? Pemuda itu mengangguk berkali kali. Spontan Keira berteriak "Kiri" dengan kerasnya, yang membuat pak supir berseragam biru itu langsung menghentikan bisnya dengan cepat.

"Makasih ya." pemuda beroblong putih itu kini telah berada tepat di samping Keira. 
"Sama sama, sesama penumpang bis harus saling membantu."
Pemuda itu tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya yang bebas. 
"Kenalin, aku Ara."
Keira menyambut uluran tangan Ara dan menyebutkan namanya di antara laju bis yang kadang membuat tubuh mereka berguncang.

****

Keira merapikan tas tote nya sejenak, setelah ia dan Ara mendapatkan bangku untuk diduduki. Penumpang bis kini menyurut lumayan banyak menyisakan pak kondektur yang berjalan hilir mudik di antara kursi kursi yang semuanya terisi.

Keira memandangi pepohonan yang seakan berlarian di sampingnya. Pikirannya kembali melayang kepada Sherly. Rupanya Sherly benar benar tidak ingin berteman lagi dengannya. Sherly selalu menghidar bila secara tidak sengaja mereka berdua bertemu di kampus.

"Nirvana?" Tiba tiba suara Ara membuyarkan lamunan Keira.
Keira memandang Ara dengan dahi berkerut lalu menggeleng.
"Pearl Jam." 
"Aah, Ten, Vs, Vitalogy, album album yang menarik." Ara tersenyum, sementara Keira merasa aneh, mengapa Ara tiba tiba bertanya tentang hal itu.
"Kok kamu .." Kalimat Keira menggantung.
"Itu." Ara meunjuk tas bertuliskan “Grunge”, yang ada di pangkuan Keira.
"Gak banyak cewek yang suka dengan Grunge. Apa yang membuat kamu tertarik mendengarkan mereka?"
"Entahlah, sebagai penikmat banyak aliran musik, grunge memberiku sesuatu yang lain."
Ara manggut manggut.
"Pasti pernah dateng ke salah satu acaranya dong ya?"
"Pernah, dulu sekali, cuma satu kali."
"Kenapa cuma sekali?"
"Kurang suka dengan kerumunan nya. Banyak pemuja Nirvana yang pakai kacamata kuda. Ketika ada yang mengcover lagu milik band lain, mereka seakan kebakaran jenggot. Berteriak, mencaci, bahkan kursi bisa sampai melayang ke atas stage. Semestinya judulnya bukan Grungefest, tapi Nirvanafest." Keira menaikan bahunya.
"Itu dulu, sekarang beda kok."
"Beda? Sering hadir? " 
"Iya, selalu hadir."
"Sekarang, mereka gak hanya cover band luar aja kok, banyak di antaranya yang punya lagu sendiri."
"Oh ya? Kabar yang menggembirakan." Keira menutup jendela bis kota yang berjalan lamban itu.
"Aha, kapan kapan, kamu mau kan aku ajak menghadiri salah satu gig nya?"
"Entahlah, tapi makasih atas ajakannya."

****
Keira menghentikan langkahnya tepat di depan gerbang kampus, ketika dari kejauhan ia melihat Sherly turun dari sebuah kendaraan berwarna hitam. 
Kemeja Flanel, Jeans robek, dan sneakers kini melengkapi penampilan Sherly. Rupanya Sherly memang serius dengan perannya. Lalu Keira melihat Sherly melambaikan tangannya ke arah kendaraan yang mulai melaju pelan itu. Mungkin Sherly telah mendapatkan apa yang ia mau, ya, seseorang yang berada di dalam kendaraan hitam itu, batin Keira.

****

Tidak seperti biasanya, bis yang Keira tumpangi dalam keadaan lumayan kosong. Banyak bangku yang masih tersedia untuk diduduki. Keira memilih duduk di dekat jendela, di mana ia bisa membukanya dan membiarkan angin menerpa sebagian wajahnya.

Keira menggeser jendela kaca itu, jangankan terbuka lebar, bergerak sedikit saja tidak. Lalu ia mengerahkan dua tangannya yang hanya menghasilkan satu celah kecil saja. Keira tidak menyerah, ia mencoba lagi dan lagi, sampai ada sebuah tangan ikut Ambil bagian. Tangan dengan aroma tubuh yang sangat menyegarkan, menggelitik hidung Keira yang telah jenuh dengan aroma tujuh rupa yang menguar di dalam bis kota. Ah rupanya Ara.

"Segini cukup?" Ara masih berdiri membungkuk di sela sela kursi yang sempit.
"Yap, makasih ya."
"Sesama penumpang bis harus saling membatu." Ara tertawa memamerkan deretan giginya yang cemerlang.
Keira tergelak.
"Dari mana? Kok naik di sini?"
"Gak boleh?" Ara mencabut sehelai benang yang menyembul di bagian lengan kemeja flanelnya.
"Maksudnya kemarin kamu naik di halte yang lumayan jauh dari sini."
"Dosen nya gak ada, jadi ke kosan temen dulu di atas."
"Oh, jauh banget ngekos nya dari kampus kamu."
"Gak boleh juga?" Tanya Ara kocak.
"Bukan gitu, aneh aja."
"Ya, soalnya kalau aku bilang nungguin kamu, pasti kamu protes iya kan?"
"Yee..."
"Tuh kan."
Ara mengeluarkan sesuatu dari tas gendongnya.
"Band sepupuku rencananya akan merilis mini album. Katanya mereka butuh pendapat dari orang luar." Ara mengulurkan earphone kepada Keira.
"Kamu minta pendapat ku? Tapi aku kan cuma..."
"Kamu adalah pendengar, dan pendengar adalah seseorang yang sangat dihargai pendapatnya."

Keira menerima earphone itu dan menjejalkankan nya di kedua telinganya.

"Yang menulis lagu ini pasti Nirvana sekali ya?" Keira melepas earphonenya. Satu lagu telah ia dengarkan.
"Ya begitulah, awal bikin band, karena dia jatuh cinta kepada Nirvana."
"Kental dan terasa sekali. Menurutku, ada beberapa sound gitar yang harusnya gak ada di situ, karena itu hanya akan mengingatkan kita kepada Nirvana."
"Sudah saatnya, seseorang mengeksplor sound nya sendiri."
"Selebihnya, liriknya kuat. Aku suka."
"Vokalnya?"
"Berkarakter, vokalisnya tau di mana dia harus melembutkan suaranya atau memberi aksen kasar. Dalam bayanganku, orangnya pasti Kurt Cobain sekali."
Ara menatap Keira tanpa berkedip, dan tersenyum penuh arti.

Sepanjang perjalanan itu, mereka membahas semua lagu yang ada di dalam pemutar musik itu.

****

Nyaris setiap hari, Keira bertemu dengan Ara. Ara berkata bahwa itu adalah kebetulan yang manis. 
Mereka pun semakin dekat, karena mempunyai banyak kesamaan dalam banyak hal. Keira pun mendapatkan teman perjalanan baru.

****

Keira baru saja menerima sobekan karcis dari kondektur bis, ketika Ara telah bergelantungan di sampingnya.
"Aku senang bila kali ini kamu bisa datang." Ara menyerahkan secarik kertas tebal berwarna abu abu.
Keira membaca kertas itu, lembaran yang sama seperti halnya yang diberikan Reno kepadanya kemarin ini.
"Mini album yang kita bahas kemarin, bakal dirilis di gig ini juga."
Keira manggut manggut tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Gimana? Bisa kan? Aku jemput kamu."
"Hmm, kebetulan ada temanku yang maksa ngajak ke acara ini, lebih baik kita bertemu di sana aja ya."
"Teman kamu?" Ara mengerutkan keningnya.
"Reno, bassist nya Red Mosquito."
"Ooh dia temen kamu? Aku kenal dia. Oke, aku tunggu di sana ya."

****

Keira melangkah dengan ragu ke dalam gedung yang telah terisi penuh oleh orang orang yang berdandan nyaris seragam. Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

"Kei, kemana aja sih, aku nungguin kamu dari tadi. Gak biasanya kamu ngaret gini."
Belum sempat Keira membuka mulutnya, Reno kembali berbicara.
"Pantes aja gak mau aku jemput, kamu sengaja dateng telat kan?"
"Yee fitnah, tadi nganter Ibu dulu belanja, sorry gak bilang. Jangan cemberut gitu dong.".
"Bukan gitu, kamu melewatkan band band bagus yang tampil awal awal."
"Ya, ga papa lah, yang penting aku belum melewatkan kamu."
Reno pun lalu menyeret Keira menuju kerumunan.

Keira mencari cari Ara, tapi sejauh mata memandang ia tidak menemukan pemuda itu. Yang tertangkap matanya adalah Sherly. Sherly menghampirinya. Derap sepatu doc mart nya seakan mengancam keberadaan Keira di sana.

"Selama ini aku benar kan? Buktinya kamu ada di sini."
Sherly mengibaskan rambut panjangnya ke arah Keira dan berlalu.

****

Seorang MC berambut gimbal mulai bercuap cuap di atas stage, memperkenalkan sebuah band yang akan segera tampil.

"Tetua naik nih." Reno terlihat sangat antusias.
"Tetua?" Keira mengerutkan dahinya.
"Yoi, Badik kan tetua komunitas ini, aku bisa gabung dengan Red Mosquito, juga berkat dia." Reno menunjuk seorang pemuda bertopi merah yang sedang mencoba gitarnya.
"Kamu sih dulu keburu pulang, kalo enggak, pasti aku kenalin," lanjut Reno berapi api.

Keira menatap pemuda yang sebagian wajahnya tertutup oleh bayang bayang topi yang dikenakannya. Gesturnya mengingatkannya kepada Ara.

"Guys, terima kasih sudah berkerumun di sini. Lagu ini adalah manifestasi dari kepercayaan diri terhadap sound milik kita sendiri. Terima kasih untuk seorang teman yang telah memberi banyak masukan, you rwaaak." Bassist bernama Levy Itu berteriak dengan gaharnya.

Sang vokalis bertepuk tangan yang di sambut oleh tepukan dan teriakan dari kerumunan.

Intro lagu mulai terdengar, dan membuat Keira mematung sejenak. Lagu yang mereka bawakan adalah lagu lagu yang pernah Keira bahas dengan Ara. Jadi sebenarnya band bernama Badsound ini adalah teman teman Ara? Tapi kemana Ara? Sampai saat ini Keira belum melihatnya.

Nama Badik dan teman temannya diteriakkan berkali kali sesaat setelah mereka turun dari stage. Mata Keira mengikuti kemana Badik pergi, Keira merasa ada yang aneh dengan sosok itu. 
Badik terlihat berjalan ke arahnya, namun sebelum ia sampai di hadapan Keira, seseorang menarik lengan Badik menjauh. 
Diam diam Keira mengikuti kemana mereka pergi.

"Maksud kamu apa sih Dik? Nyuruh nyuruh Levy deketin aku?"
"Aku gak pernah nyuruh dia, itu kemauan Levy sendiri."
"Kenapa kamu gak ngerti juga sih. Aku selalu ada di sekitar kamu karena aku ingin dekat dengan kamu, bukan Levy, sepupu kamu itu."
"Kamu memang gak pernah menghargai aku, yang telah bersusah payah menjadikan diriku seperti apa yang kamu suka." Suara Sherly mulai terdengar bergelombang.
Badik tersenyum lalu membuka topinya. Keira terbelalak, Ara?

"Terima kasih atas semua perhatian yang telah kamu berikan Sher, tapi maaf, aku lebih menyukai gadis yang menjadi dirinya sendiri."
Sherly terisak.
"Simpan air mata kamu untuk seseorang yang lebih berharga dari aku."
"Badik..." Sherly berteriak.

Keira tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, ia ingin berlari dari sana tapi kakinya seakan akan digelayuti oleh bongkahan besi yang sangat berat. Badik menghampirinya dengan wajah terkejut sekaligus bahagia.

"Hai Kei, aku senang kamu bisa datang." Badik atau Ara kini telah ada di hadapannya. 
"Jadi selama ini kamu bohongi aku? Aku gak suka."
Keira melangkah pergi, menyisakan kening Badik yang berkerut.
Dengan tangkas Badik menangkap lengan Keira dan memaksanya untuk berhenti.

"Aku bohongi kamu? Tentang apa? Well, oke, aku memang berbohong tentang tujuan ku, bila aku naik bis yang sama dengan kamu. Tapi selebihnya enggak."
"Selebihnya enggak? Bagaimana dengan nama kamu."
"Nama? Namaku Badikara. Komunitasku mengenal aku dengan nama Badik, tapi di luar aku lebih menyukai nama Ara. Apa aku salah?"
"Ya, karena bila aku tahu nama kamu Badik, aku tidak akan pernah mau bicara dengan kamu."
"Tapi kenapa?"
"Karena Sherly, dia temanku dan dia menyukai kamu."
"Sherly memusuhi aku karena kamu."
"Karena aku?"
"Ya, karena Sherly mengira aku menyukai kamu juga."
"Apakah iya?" Badik menatap Keira penuh harap.
"Iya apa?"
"Kamu menyukai aku?" Badik mengulum senyumnya.
Keira menginjak kaki Badik dengan sekuat tenaga, dan berlalu.
"Kalo aku gak usah ditanya Kei, karena Aku menyukai kamu sejak pertama kali kita bertemu." Badik berteriak sambil berjalan tertatih tatih menyusul Keira yang berjalan cepat ke arah jalan raya.

****

Seperti biasa, pagi itu Keira telah duduk rapi di bangku favoritnya ketika wangi aroma melati berkelebat menyentuh hidungnya. Tak berapa lama seseorang menempati kursi kosong di samping Keira.

"Hai, Kei." Si aroma melati menyapa Keira ringan.
"Sherly?"
"Kei, maafkan aku ya. Selama ini aku telah menuduh kamu. Apa yang pernah kamu katakan semuanya benar, dan itu rasanya sakit sekali."
"Tapi aku sadar, di dalam rasa sakitku ini ada sebuah pelajaran, bahwa menjadi diri sendiri itu tidak akan pernah menyakitkan."
Keira tersenyum, ada rasa hangat yang menjalari hatinya.
"Terima kasih ya, kamu masih mau menerima aku menjadi teman kamu." Sherly memeluk Keira hangat.
"Kamu akan selalu menjadi temanku Sher, teman perjalanan di atas bis maupun di luar sana."

****

Keira memandang keluar jendela. Di dalam bis yang lain, terlihat seseorang tengah tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya. Seseorang yang pernah menjadi teman perjalanannya. Seseorang yang kini menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. 

Oleh: Ika Septi

*Kompasiana

Ternyata, Garam Obat untuk Flu (Pilek)

Flu (influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza. Gejala paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan dan rasa tidak nyaman secara umum. Biasanya influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin yang akan menimbulkan Aerosol (paritikel padat atau cair yang melayang di udara) yang mengandung virus.

Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi.        

Selama ini yang paling dibenci oleh penderita flu adalah bersin dan ingusan atau biasa disebut pilek (common cold) yang sangat mengganggu sekali dalam aktifitas sehari – hari. Biasanya penderita hanya membersihkan ingus dengan tissue, sapu tangan dan obat – obatan saja. Banyak yang belum mengetahui bahwasanya garam dapat meredam flu yaitu trutama pada hidung gatal dan ber-ingus.

Dikutip dari NY Times, Rabu (29/9/2010), larutan garam dapur bersifat menarik cairan sehingga bisa mengeluarkan kelebihan cairan di daerah tenggorokan yang mengalami radang, garam juga akan  meredakan rasa sakit yang ditimbulkannya. Selain itu, larutan garam jugadapat mengencerkan lender maupun dahak yang menyumbat saluran pernapasan. Nah ! dibawah ini cara praktis dan mudah menghilangkan gatal di hidung dan ingus pada flu dengan menggunakan garam :

· Bahan

1.      Air hangat

2.      Garam

·         Cara pakai

1.      Siapkan air hangat di baskom atau tempat sejenis baskom

2.      Campurkan 5 sdm garam (atau sampai benar-benar asin), aduk hingga garam larut

3.      Kemudian setelah garam larut, perlahan hirup air kemudian keluarkan air bersama ingus (lakukan seperti biasa membersihkan ingus dengan air).

4.      Lakukan berkali-kali sampai hidung bersih dan terasa enteng

5.      Lakukan secara berkala minimal sehari 2 kali.

Selamat mencoba !

oleh: Dwi Hidayatul Maram

Friday, February 19, 2016

Titip Pesan Untuk Rio Haryanto

Selamat Rio...

Kemarin (18/2), melalui akun Facebook dan Twitter, Manor Racing mengumumkan telah meresmikan Kau sebagai pembalap keduanya. Dalam siaran di FB yang diberi judul “MANOR RACING SIGNS RIO HARYANTO” itu, sedikitnya mendapat 2.766 Like, 1.895 Share dan lebih dari 400 komentar. Dilihat dari semua Like, Share dan komentar yang sebagian besar adalah orang Indonesia, dan isi komentar positif pertanda mereka turut bahagia dan bangga atas keberhasilanmu (akan) mengemudikan jet darat Manor Racing. Rio, banyak yang mendukungmu.

Usahamu selama ini untuk mencari sponsor, berhasil. Sebagai Pay Driver, Kau memang harus mencari sponsor untuk dibawa ke Manor Racing. Meskipun dana yang harus dibawa ke Manor Racing belum terkumpul penuh, dari target 15 Juta uero. Namun, Kau dipastikan membalap satu musim penuh. Artinya, Kau "dianggap" istimewa oleh Manor, bukan sekedar uang dan sponsor.

Rio, Lima belas juta uero memang bukan uang yang sedikit. Jika dirupiahkan, nilanya setara dengan Rp. 222.645.000.000 (Kurs per tanggal 18 Feb 2016). Sedangkan teman satu team mu, Pascal Wehrlein, “hanya” membayar 5 juta Euro. Ia hanya harus membayar sepertiga dari kewajiban Rio karena Wehrlein hadir dengan membawa mesin dari Mercedes. Mesin yang juga nantinnya akan kau mainkan. 



Kebanggaan Membalap dan Naik Podium

Sebagai orang yang fokus di bidang teknik otomotif, saya senang dan turut bangga atas keberhasilanmu menuju F1. Kau memang pantas mendapat kesempatan menjajal kasta tertinggi dari balap mobil. Saya cukup mengerti bagaimana perasaanmu ketika membalap dan naik podium. Saya memang belum pernah membalap, apalagi naik podium. Tetapi, aura membalap dan naik podium “pernah” saya "rasakan" ketika tahun lalu, 2014 dan 2015, beberapa mahasiswa saya berhasil naik podium di ajang International Student Green Car Competition (ISGCC) di Korea Selatan. Mereka meraih gelar Runner Up di tahun 2014 dan Juara Umum (Best of the Best) pada 2015.


Ajang ISGCC di Korea Selatan dan SFJ di Jepang, 2015
Meskipun saya tidak ikut ke Korea, dan hanya menyaksikan melalui video dan foto yang dikirim oleh dosen lain yang ikut ke Korea, tetapi saya bisa merasakan bagaimana suasana balapan dan podium. Suasana ketika Merah Putih berkibar dan Lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Bahkan saya sempat meneteskan air mata. Air mata haru dan bangga, karena mahasiswa bisa membuktikan bahwa Indonesia bisa membangun teknologi otomotif dan meraih gelar juara di Korea Selatan. Padahal, Kita tahu, teknologi otomotif di Korea Selatan jauh lebih maju dari tempat Kita, jauh sekali.

Pada akhir tahun 2015 kemarin, Mereka menjajal Student Formula Japan (SFJ) di Jepang, untuk pertama kalinya. Yang mana SFJ merupakan Formula1-nya mahasiswa dunia. Tekad Mereka untuk menjajal Formula1-nya pelajar, tak kalah dengan tekadmu menjajal Formula1 yang sebenarnya. Meskipun mereka tidak juara, tetapi saya tetap bangga atas keberhasilan mereka menuju Jepang. Rio, teruslah menyebarkan tekad kuat dan motivasi tinggi ke seluruh pemuda Indonesia.

Dengan mendapat kesempatan mengikuti balapan Formula1 -yang merupakan kompetisi yang menyita perhatian dunia- saya berharap Kau dapat memaksimalkan potensimu, agar dapat naik podium. Meskipun saya yakin, Kau akan berusaha maksimal, tetapi kita tahu, bahwa kau tidak bertarung sendiri. Kau memiliki rekan 1 team, Pascal Wehrlein, rekan yang bisa menjadi teman dan lawan. Saya pun yakin kau telah memperhitungkan ini, tapi jangan sampai "kecolongan". Wehrlein adalah pembalap binaan Mercedes, pembalap kesayangan Mercedes. Jadi, tak perlu ditanyakan lagi bagaimana kemampuannya dan kepentingan apa yang akan Ia perjuangkan.

Rio, Pembalap asal Jerman itu tentu memiliki kepentingan dan harapan untuk menjadi juara ditiap serie-nya. Pun Manor Racing, yang memiliki kepentingan lain dan wewenang untuk “mengatur” kalian berdua serta mengontrol agar kalian tidak saling “membunuh”. Artinya, untuk menjadi juara, banyak faktor yang mempengaruhi, selain performa mobil, skill membalap dan kondisi sirkuit, ada factor lain yang tidak kalah menentukan, yaitu Team yang menaungi dan rekan 1 team.

Sehingga, saya berharap agar Rio tidak hanya berfokus mengasah skill membalap dan mempelajari karakter sirkuit, tetapi juga mampu “membaca” dan “mempelajari” kepentingan. Kepentingan yang dibawa dan akan diupayakan oleh Manor Racing dan Pascal Wehrlein.

 Untuk Apa 15 Juta Uero?

Rio, Banyak masyarakat yang bertanya-tanya, untuk apa uang sebanyak itu?. Dan tak sedikit yang sinis, daripada untuk balapan –yang belum tentu menang-, mending uangnya untuk yang lain!. Anggapan seperti itu memang tidak bisa disalahkan, tapi tidak serta merta dibenarkan.

Kita tahu bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti Formula1 disetiap serinya, sangatlah besar. Untuk membangun sebuah mobil standar Formula1 saja dibutuhkan dana tak kurang dari 6 Juta poundsterling (sekitar Rp 125M). Dengan biaya tertinggi digunakan untuk membangun mesin, kemudian Chassis, Transmisi, body (sayap) dan perlengkapan lainnya. Ada biaya lain yang juga tidak sedikit, yang digunakan operasional (akomodasi dan transportasi) disetiap seri. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, Jumlah berat seluruh peralatan yang harus dibawa setiap tim F1 untuk satu kali balapan mencapai 28 ton. Terdiri atas spareparts, tools, peralatan pit-stop termasuk chassis cadangan. Belum lagi perhitungan biaya untuk bahan bakar dan kebutuhan ban yang tidak sedikit. Jadi, “wajar” jika Kau –sebagai Pay Driver- harus menyiapkan ratusan Milyar Rupiah agar dapat mengikuti ajang balap paling Top ini.

Sebagai gambaran (meskipun jauh dibandingkan dengan Formula1), Untuk mengikuti ISGCC di Korea Selatan dan SFJ di Jepang tahun lalu, total dana  yang dihabiskan lebih dari Rp 2 Milyar (untuk aspek teknik dan non teknik). Dana tersebut diperoleh dari universitas dan puluhan sponsor. Sama sepertimu-Rio-,  para mahasiswa berusaha keras mencari bantuan dana, keluar masuk perusahaan, mulai dari perusahaan mikro hingga perusahaan skala internasional. Untuk ajang kompetisi otomotif skala kecil saja menghabiskan dana Rp 2 M lebih, apalagi untuk Formula1. Dana itu termasuk rendah karena mobil yang Mereka gunakan untuk kompetisi benar-benar buatan sendiri. Mereka membangun mobil dari Nol. Sehingga, pembiayaan untuk aspek teknik dapat ditekan. Bagi kami, itu bukan dana yang sedikit. Uang, waktu dan tenaga yang difokuskan untuk ISGCC di Korea Selatan dan SFJ di Jepang, bukan sekedar untuk branding Universitas di dalam dan luar negeri. Tetapi ini lebih pada upaya pengembangan teknologi otomotif khususnya di Indonesia dan memotivasi untuk perkembangan-perkembangan teknologi lain.

Sehingga, dengan perolehan sponsor dan kesempatan mengikuti Formula1, saya berharap Kau dapat menjadi “Mediator” adopsi teknologi, khsusunya otomotif. Meskipun Kami tahu, kau telah memiliki banyak pengetahuan teknologi otomotif di GP2, tetapi F1 menggunakan teknologi yang lebih canggih. Saya berharap, Kau bukan hanya mengasah keterampilan membalap, tetapi juga mempelajari bagaimana teknologi yang ditanamkan di Formula1. Agar nantinya, pengetahuan tersebut dapat “ditransfer” ke Indonesia dan memotivasi perkembangan teknologi otomotif di Indonesia.



Arti Lain dari 15 Juta Uero

Rio, banyak yang bisa dilakukan dengan uang 15 Juta Uero atau lebih dari Rp 222M, selain untuk balapan di F1. Salah satunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang sangat vital dan dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, yaitu pendidikan. Sebagai orang yang bekerja di bidang pendidikan, sempat terbesit dipikiran, bahwa banyak yang bisa dilakukan dengan uang Rp 222M itu untuk menguatkan dan mengembangkan pendidikan di Indonesia (diluar dana yang memang dialokasikan khusus untuk pendidikan). Uang tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun sekolah atau melengkapi fasilitas sekolah, khususnya di daerah terpencil yang selama ini jarang disentuh pemerintah pusat. Saya yakin, Kau tentu pernah mendengar berita mengenai kondisi sekolah di daerah terpencil.

Memiliki pengalaman monitoring kondisi sekolah diberbagai daerah, khususnya daerah di Luar Jawa, membuat saya berkhayal “Uang Rp 222M itu bisa digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di daerah terpencil”. Katakanlah untuk menambah sarana dan prasarana di sekolah daerah terpencil membutuhkan biaya Rp 2M. Maka 111 sekolah, terselamatkan. Dan puluhan, bahkan ratusan ribu siswa mampu menikmati pendidikan yang layak. Sehingga, upaya pemerataan kualitas pendidikan di berbagai daerah dapat terwujud. Tapi, kau tak perlu memikirkan itu, Rio. Fokuslah membalap dan meraih gelar juara. 


Atau begini Rio: sebagian uangnya digunakan juga untuk menambah honor/tunjangan guru yang mengabdi di daerah terpencil. Seperti yang juga banyak diberitakan media, kehidupan ekonomi guru yang mengabdi di daerah terpencil, sangatlah meprihatinkan. Rio, Mereka mendapat gaji yang sangat kecil, dengan biaya hidup yang tinggi. Jika setiap guru yang mengabdi di daerah terpencil mendapat tambahan honor Rp 1juta/bulan, maka ribuan guru untuk beberapa tahun ke depan, mendapat kehidupan yang lebih layak. Saya yakin mereka pantas mendapatkan itu. Tapi -sekali lagi-, kau tak perlu memikirkan itu, Rio. Fokuslah membalap dan meraih gelar juara. Biarlah pemerintah yang memikirkan dan merealisasikannya.

Maksud Saya menceritakan ironisnya pendidikan di tempat kita, agar Kau benar-benar bisa memanfaatkan kesempatan berharga yang langka dan tidak murah ini. Sedikit saya ceritakan: ketika dulu mendapat beasiswa S2 dari pemerintah, saya berusaha untuk belajar sebaik-baiknya, mencari ilmu sebanyak mungkin, melakukan penelitian yang bermanfaat untuk masyarakat dan lulus secepatnya. Jika tidak, saya akan sama dengan koruptor yang menzalimi rakyat, memakan uang rakyat. Karena dana beasiswa dari pemerintah asalnya dari rakyat. Alhamdulillah, saya berhasil mencapai target dan sekarang mengabdi di dunia pendidikan. Jadi Rio, jangan menzalimi sponsor yang telah mendukungmu.

.

 Rio, Selamat Berjuang!

Rio, kau adalah orang Indonesia pertama yang berhasil masuk Formula1. Kau memiliki potensi yang luar biasa dan masih sangat bisa dikembangkan. Jangan mengecewakan sponsor dan rakyat Indonesia yang telah mendukungmu, yang turut bangga atas raihanmu ke F1. Raihlah podium tertinggi, kibarkan Merah Putih dan Kumandangkan Indonesia Raya!

Salam Indonesia Jaya... Salam Otomotif!

Oleh : Yosep Efendi
*Kompasiana

10 Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan


Daun sirsak merupakan daun yang telah digunakan secara turun-temurun oleh para orang tua kita dalam menurunkan demam. Padahal khasiat daun ini masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat umum

Daun sirsak saat ini dikenal sebagai antikanker alami. Ini dikarenakan beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya. Dalam buah sirsak mengandung senyawa acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain daun nya, Buah Sirsak sendiri juga mempunyai banyak sekali manfaat nya

10 Manfaat dan Khasiat Daun Sirsak

Berikut ini manfaat daun sirsak yang bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit dan ganguan kesehatan lainnya.

1. Menyembuhkan Asam Urat

Asam urat biasanya menyerang para pria berusia lanjut. Namun tidak menutup kemungkinan, para wanita dan pria muda juga terkena penyakit ini. Untuk mengobatinya bisa menggunakan daun sirsak. Caranya, rebus 10 lembar daun sirsak yang sudah tua namun masih berwarna hijau (bukan yang kecoklatan apalagi kering) dengan ai sebanyak 1 gelas sampai mendidih. Setelah hangat minum ramuan ini dua kali sehari.

2. Mengatasi Diabetes

Manfaat daun sirsak yang selanjutnya adalah mengobati diabetes. Kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh bisa dinetra;isir dengan meminum air rebusan dari daun sirsak. Kadar gula darah yang normal adalah 70-120 mg.

3. Mengobati Kanker

Daun sirsak disebut-sebut memiliki kekuatan 100 kali kemoterapi untuk melawan kanker. Caranya, ambil 10 lembar daun sirsak yg tua direbus dengan 3 gelas air hingga menyisakan 1 gelas, minum 2 kali setiap hari selama 2 minggu. Daun sirsak ini dapat digunakan sebagai kemoterapi bahkan lebih berkasiat karena hanya membunuh sel sel yang tumbuh tidak normal dan membiarkan sel yang tumbuh normal.

4. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi merupakan keadaan yang berbahaya karena dapat mengundang kondisi dan penyakit lainnya yang lebih berbahaya, misalnya stroke. Untuk menurunkan tekanan darah, anda bisa meminum air rebusan daun sirsak.

5. Obat Asma dan Sesak Napas

Siapkan 7 daun sirsak yang dibuat sarang oleh semut-semut rang-rang. Kemudian remas dan tampung airnya hingga mencapai kurang lebih setengah gelas. Minum tiap pagi sampai penyakit anda sembuh.

6. Mengobati Bisul

Ambil beberapa daun sirsak yang masih muda sebanyak 5 sampai 10 helai lalu tempelkan di tempat yang terkena bisul sampai bisul tersebut mengering.

7. Obat Batuk Ringan

Untuk obat batuk ringan, siapkan 7 lembar daun sirsak muda. Remas dan tampung airnya. Minum setiap pagi sebelum manyantap apapun.

8.  Mengobati Sakit Pinggang

Daun sirsak juga bisa digunakan untuk obat sakit pinggang. Caranya sediakan 20 Lembar daun sirsak kemudian direbus dengan menggunakan 5 gelas air hingga tinggal 3 gelas serta minum 1 kali sehar 3/4 gelas.

9. Mengobati Eksim dan Rematik

Remukan beberapa lembar daun sirsak sampai halus dan letakkan atau tempelkan di bagian yang sakit sampai tidak terasa sakit lagi, biasanya harus dilakukan hingga beberapa hari.

10. Sebagai Obat Wasir

Penderita wasir harus menghindari makanan pedas dan asam, karena kedua jenis makanan tersebut bisa menjadi pemicu munculnya wasir. Namun, selain itu, pengobatan dari dalam perlu juga. Salah satu obat tradisional untuk mengatasi wasir adalah daun sirsak. Rebus 10 lembar daun sirsak dengan 3 gelas air hingga airnya tersisa hanya satu gelas. Minum air rebusan tersebut sekali sehari. Bahan alami lainnya yang dapat mengobati wasir adalah daun pegagan.