Mereka sudah menjalin hubungan sejak usia alesa 14 tahun dan usia
putra 15 tahun sampai alesa lulus sma mereka pun masih menjadi sepasang
kekasih. sore itu langit sedang cerah, matahari mulai tersenyum lagi
ketika sang ratu cengeng pergi dan para bidadari sedang menari menghiasi
langin dengan cahayanya yang berwarna-warni. ketika itu alesa sedang
duduk di atas batu besar di sawah dekat rumahnya, ia sedang menunggu
sang pujaan hati.
Lima menit berlalu sang pujaan pun hadir dengan membawa makanan
ringan, ia menghampiri sang kekasihnya yang terlalu lama menunggunya
“assalamualaikum..!!” “waalaikumsalam..” ia terkejut melihat sang pujaan
hatinya telah datang, maklum belakangan hari ini ia sering melamun
memikirkan tentang sekolah nanti. Putra pun duduk di samping alesa dan
dibatasi dengan kantung plastik yang berisi makanan ringan sebab bila
mereka duduk berdekatan mereka takut akan ada setan yang menggoda dan
mereka pun tidak hanya berdua, banyak orang yang berlalu lalang ke sawah
dan banyak anak kecil yang sedia bermain.
Ketika mereka sedang duduk di atas batu besar. alesa menanyakan
tentang perasaan sang pujaan hati ketika 9 tahun yang akan datang. “kak
apakah kakak masih akan mencintaiku seperti pertama kali kita bertemu?”
dengan wajah sendu ia menatap sang pujaan hati. “dek sampai kapanpun
cintaku tak akan pernah berubah padamu, meski 10 tahun yang akan datang
aku akan tetap mencintaimu”. “jika nanti adek lanjut sekolah dan adek
pergi dari sini apakah kakak masih mau menunggu adek?” dengan mata yang
seakan ingin berbicara jangan tinggalkan kakak, ia pun menjawab “kakak
akan selalu setia menunggu adek pulang kakak”. mendengar jawaban dari
sang pujaan hatinya alesan pun tenang dan semakin percaya pada
kekasihnya.
Sebenarnya putra tak ingin berpisah dengan sang kekasih tapi demi
sang kekasih bahagia ia harus merelakan sang kekasihnya pergi. dengan
suasana yang beku putra pun membuka pembicaraan dengan sebuah teka-teki
sehingga membuat suasana menjadi cair dan mereka berdua tertawa
menghilangkan sejenak kesedihan yang ada di hati.
Di tahun 2012 diawal sebelum mereka menjalin hubungan alesa
mengajukan beberapa syarat, yang semua syarat alesai disetujui oleh
putra dan mulai saat itu sampai sekarang mereka masih menjadi sepasang
kekasih yang saling menyayangi, menjaga, saling mendukung satu sama lain
dan saling percaya. di tahun 2012 mereka banyak membuat janji, janji
untuk sehidup semati, janji saling menyanyangi, janji tuk mendukung dan
sampai janji untuk menikah pun mereka buat. mereka berjanji jika umur
alesa 23 dan putra 24 mereka akan menikah dan putra harus sabar menunggu
sang kekasih selesai bersekolah. alesa sangat percaya pada putra karena
ia adalah seorang lulusan pesantren yang baginya orang baik-baik,
mengerti banyak ilmu tentang agama dan bisa menjadikannya seorang
muslimah dengan nasihat dan ilmu agama yang selalu diberikan oleh putra
padanya.
“Kak tiga puluh menit lagi adzan berkumandang kita pulang yuk!”
“makasih ya dek udah ngingeti, yuk kita pulang”. sepasang sejoli pun
pulang dan kebetulan mereka tinggal di desa yang sama sehingga tidak
membuat payah putra untuk mengantarkan sang kekasihnya pulang mesikpun
dengan berjalan kaki, sebab dua sejoli itu telah sering merasakan susah
senang bersama, hujan panas pun sering mereka lalui bersama-sama.
Hari berganti tahun, ini lah tahun yang ditunggu-tunggu oleh alesa
tapi tidak untuk putra, putra tak bisa membayang jikalau ia jauh dari
sang kekasih. malam minggu yang tenang yang hanya terdengar suara
lantunan ayat suci al quran yang dilantunkan oleh alesa terdengar
handphone berdering alesa mendengar tapi alesa melanjutkan mengajinya
sampai ayat berikutnya dan lewat dari jam 10 alesa mengakhiri
mengajinya, “alhamdulilah semoga apa yang telah ku baca akan diRidhoi
Allah aminn..” dan ia pun mencari handphone yang ia sendiri pun lupa
meletakkannya dimana, “alhamdulilah akhirnya ketemu juga!” ia segera
duduk di meja belajarnya dan mulai membaca pesan yang dikirimkan oleh
sang pujaan hati.
assalamualaikum.
Dek maaf ya kakak ganggu, kakak cuma mau bilang kalau besok bakda zuhur
kakak jemput adek. kakak mau nanya serius. Ya udah jangan malem-malem ya
dek.
Alesa penasaran kak putra mau ngomong apa, dengan hati yang sedikit
gelisah alesa membalas pesan sang pujaan hatinya yang dari jam 9 tadi
dikirim, kebetulan mereka berdua sering mengaji sampai larut malam dan
terkadang hanya sebentar tertidur dan dilanjutkan dengan shalat malam,
mereka sering melakukan hal itu. alesa pun membalas pesan sang pujaan
hati
waalaikumsalam.
Maaf ya kak adek baru bales, Iya kak. Hmm.. kalau adek boleh tahu kita
besok mau kemana kak? dan nanya serius soal apa kak? ya udah kalau kakak
dah tidur
Assalamualaikum.
Putra pun baru saja menutup alqurannya. Dan kebetulan pesan alesa
tiba, putra pun duduk di atas tempat tidurnya mencari posisi duduk yang
nyaman dan mulai membaca pesan yang dikirimkan oleh sang kekasihnya.
Setelah membaca pesan tersebut putra tak ingin kekasihnya penasaran jadi
putra menutupinya dengan sebuah kata-kata yang membuat hati kekasihnya
tak penasaran lagi..
Iya dek, Kakak mau ngajak adek ke suatu tempat. Kakak mau nanya serius tentang berapa banyak kambingnya ibrahim as?!
Alesa pun hanya tersenyum membaca pesan yang dikirimkan sang pujaan hatinya dan alesa pun tidak penasaran lagi..
Keesokkan harinya sesudah bakda zuhur putra menjemput sang kekasih
dan mengajaknya ke tempat yang tidak asing lagi bagi mereka berdua.
Terdengar ucapan salam yang suaranya tak asing bagi alesa
“Assalamualaikum..!!” “waalaikumsalam” alesa segara membuka pintu dan
menyuruh sang pujaan masuk. dengan wajah yang berseri-siri dan senyum
yang sangat manis alesa mempersilahkan sang pujaan hati tuk masuk ke
rumah. “Ayo kak silahkan masuk! di dalam ada ibu dan bapak”. Melihat
wajah sang kekasih yang begitu indah putra pun semakin tak rela untuk
jauh dari dirinya. “iya dek, assalamualaikum!!” “waalaikumsalam”. Ia pun
bertemu kedua orangtua alesa sebenarnya kedua orangtua alesa tahu
tentang hubungan mereka berdua malahan hampir seluruh warga desa tahu
tapi untuk menjauhkan dari perbuatan yang tidak baik dan menghindari
dari perkataan warga yang mungkin tidak senang dengan mereka berdua. Ia
pun harus menjaga jarak sebab jika berhubungan jarak dekat itu adalah
ujian iman jadi mereka harus menjaga iman dan keteguhan mereka agar
tidak terjerumus ke dalam lubang yang penuh dosa.
Putra pun pamit kepada ibu bapak alesa dengan mengajak alesa ke suatu
tempat yang tidak asing lagi bagi mereka berdua. “Kak kita mau kemana?”
tanya alesa menatap mata sang pujaan hati yang seakan ingin berbicara
jangan bawa aku pergi jauh. Dengan senyum yang lembut putra pun menjawab
“adek pasti tahu kok tempatnya kita kan sering kesana!” tempat itu tak
begitu jauh dari desa tersebut. Mereka sering bilang jembatan tapi
sebenarnya itu jalan setapak yang di kanan kirinya banyak sawah yang
ditanami tanaman padi. mereka sering datang ke tempat itu kadang Cuma
ingin melihat-melihat orang yang sedang di sawah dan melihat anak-anak
kecil yang sedang asik bermain air.
Mereka berdua duduk di sisi jembatan sambil memandang pak tani yang
sedang sibuk mengusir burung yang hendak memakan padinya. Putra membuka
pembicaran dengan kata-kata. “Maafin kakak ya dek!!” dengan wajah yang
bingung alesa pun menatap mata sang pujaan hatinya seakan ingin
berbicara ada apa kak. Alesa pun menjawab “ada apa kak kok kakak ngomong
kayak gitu! emangnya kakak salah apa?!” sambil berusahan memcairkan
suasana. dengan menundukan kepalanya putra mulai mencurahkan semua yang
ada di dalam perasaannya. “Dek sebenarnya kakak tidak rela jauh dari
adek ini sebenarnya tahun yang tidak ingin kakak alami, kakak tidak mau
jauh dari adek, kakak akan melakukan apa saja asalkan adek tetap disini
bersama kakak. ini yang selama ini kakak takuti kakak takut berpisah
dengan separuh jiwa kakak”. Mendengar perkataan kak putra air mata alesa
pun mengalir jatuh dan melihat hal itu putra pun langsung memegang
kepala wanita yang sangat ia cintai itu dan langsung membelainya sambil
berkata “maafkan kakak dek”. “Kak kenapa kakak baru ngomong sekarang?”
“dek kakak tak ingin memutuskan semangat belajar adek, kakak ingin
melihat adak bahagia tapi di sisi lain kakak tidak bisa jauh dari adek
orang yang sangat kakak cintai”. hati alesa semakin bingung, alesa
sangat benci dengan sebuah pilihan, pilihan yang membuatnya hanya
membahagiakan satu pihak saja. “Kak adek sudah lama ingin sekali
melanjut ke perguruan tinggi dan itu pun syarat yang kakak sanggupi,
adek minta kita saling mendukung lagian adek cuma sebentar kok kak
disana, adek janji adek akan kembali membawa cinta yang kakak amanahkan.
Adek janji kita saling percaya ya kak”. Perasaan putra sudah lega sudah
mencurahkan semua yang ada di dalam hatinya tapi perasaan takut masih
menghantui putra tak ingin jauh dari sang kekasih dan sebenarnya alesa
pun juga tak ingin jauh dari sang pujaan hatinya tapi demi mencapai
cita-citanya ia harus mengorbankan sebuah cinta yang telah lama ia bina.
Hari yang begitu cerah tiba-tiba mendung dan semua orang yang ada di
sawah berlari untuk kembali ke pondok. Mereka berdua pun mencari tempat
untuk berteduh. Di bawah pohon yang di bawahnya terdapat tempat duduk
mereka pun duduk berdua disana. Suara sang raja atom membelah langit dan
membuat sang ratu cengeng semakin menangis.. mereka melanjutkan
obrolannya di tengah sang ratu menangis alesa pun ikut menangis juga.
Hujan telah reda, matahari telah bangkit kembali. Sepasang sejoli pun
pulang dengan hati yang tak seindah ketika mereka pergi. “Ya sudah dek
kita pulang yuk!” sepanjang perjalanan alesa tak mengucapkan kata-kata
sedikit pun. Sampai di depan rumah alesa, “ayo kak masuk.
Assalamualaikum!!” “waalaikumsalam..” putra bercengkrama dengan kedua
orangtua alesa sementara alesa masuk membuatkan air hangat buat sang
pujaan hatinya yang sedang kedinginan. “Silahkan diminum kak!” “makasih
ya dek”. Hampir lima belas menit bercengkrama putra pun pamit untuk
pulang. Pak “bu udah sore saya permisi pulang dulu ya. Dek kakak pulang
assalamualaikum!” “waalaikumsalam”
Hari demi hari telah mereka lalui bersama. Hari ini hari pelepasan
kelulusan ku, aku berharap semua berjalan dengan lancar dan semua
keinginanku akan tercapai semuanya amiinnn.. alesa mengirimkan pesan
kepada sang pujaan hati. “kak besok adek mau pergi keluar kota adek mau
kuliah disana kakak mau kan nganter adek?” dengan perasaan yang tak rela
jauh dari sang kekasihnaya, ia menyanggupi untuk mengantarkan sang
kekasihnya pergi. “Iya dek besok kakak akan antar adek..” “terimakasih
ya kak!” semalaman putra tak bisa tidur memikirkan sang kekasih begitu
pula alesa tak bisa tidur memikirkan sang pujaan hatinya jika ia pergi
meninggalkan sang pujaan hati, apakah sang pujaan hati akan selalu setia
menunggu! putra pun bertanya pada hatinya apakak sang kekasihku akan
selalu setia padaku!
Minggu pagi alesa sudah siap dan hanya tinggal menunggu sang kekasih
menjemput tapi rasa di hatinya tak rela meninggalkan sang pujaan hati ia
sempat menangis mengingat hari minggu yang lalu, hari yang indah
bersamanya.. “assalamualaikum!!” “waalaikumsalam..” “dek sudah siap!”
dengan wajah yang sedikit kecewa, “iya kak”, Sambil menghapus air
matanya. “adek nangis ya?” “enggak kak cuma kelilipan”, “Hmm.. o ya dek
jam berapa mau perginya?” “sekitar jam 9an kak”. “Jadi masih ada waktu
donk!” “waktu apa?”
Putra mengajak alesa pergi sebentar dan membuat janji di suatu
tempat. “Kak kita kan sudah janji kalau umur adek 23 dan umur kakak 24
kita akan menikah”. “Iya dek, jadi?” “jadi nggak papa kan kalau adek
pergi!” “iya nggak papa asal adek kembali lagi sama kakak”. “Iya kak
adek janji adek akan kembali lagi sama kakak dan sesudah adek kembali
kesini kakak langsung melamar adek kan?” “iya dek. Dan pas di hari ulang
tahun adek ke 23 kita ketemuan di depan masjid ini ya dek, kakak tunggu
dari fajar sampai tengah malam dan inget dek temukan kakak dengan hati
dan perasaan adek!” “iya kak, Ya udah yuk kita pulang”. Kita pamit terus
kita pergi.. “yuk dek!..”
Setelah sampai dipelabuhan alesa tak bisa menahan rasa sedih dan
putra pun sebenarnya ingin memeluk alesa tapi putra sangat menyayangi
dan sangat menjaga orang yang dia cintai itu dan menjaga cinta ini agar
tak ternodai dengan perbuatan yang tercela.. dengan nada lembut dan raut
wajah yang sendu ia meminta doa kepda kedua orangtuanya, “pak bu aku
pergi aku minta doa ibu sama bapak ya”. “Iya nak bapak dan ibu selalu
mendoakan mu. Jaga diri baik-baik ya nak”. “Iya pak buk..” alesa menatap
sang pujaan hati yang menahan rasa sedih. “Kak adek pergi ya, kakak
jaga kesehatan berdoa ya kak semoga kita bersatu lagi aminn..” putra pun
menitihkan air mata. “Adek jaga diri baik-baik ya, rajin shalat dan
jaga kesehatan”. “Iya kak makasih ya kak, Ya udah adek pergi dulu ya pak
bu kak assalamualaikum!!” “waalaikumsalam”
Aku masuk kuliah di jurusan kedokteran. Aku akan menyelesaikan studi
ini dan kembali ke kampung halaman ku dan bertemu sang pujaan hati.
Satu tahun berlalu mereka berkomunikasi dengan hanya berbicara
melalui handphone tanpa melihat wajah satu sama lain. Sebenarnya mereka
saling rindu tapi apa daya jarak memisahkan mereka dan ini adalah ujian
cinta di antara mereka
Hari telah berganti tahun dan ini adalah tahun yang sangat
ditunggu-tunggu oleh alesa. Besok adalah hari ia wisuda dengan gelar
dokter. Dan ibu bapaknya diundang sengaja ia tak mengundang putra karena
biar ia ingin ini menjadi kado yang spesial buat pernikahannya nanti..
hari ini hari yang ku tunggu. Aku lulus dengan nilai yang memuaskan.
Alesa bersama keluarganya kembali ke kampung halamannya. bertepatan
besok ulang tahun alesa. Alesa memutuskan untuk shalat subuh di masjid
dan kebetulan putra pun shalat di masjid putra ingat bahwa besok adalah
hari ulang tahun sang kekasihnya jadi ia akan menunggu sang kekasih di
masjid sambil shalat subuh disana. “Alhamdulilah akhirnya usiaku sudah
23 tahun dan alhamdulilah aku masih bisa bangun untuk menunaikan shalat
Mu..” memang seminggu ini putra dan alesa sepakat untuk mematikan
handphonenya karena biar menjadi kejutan. Aku berjalan menuju dapur
untuk mangambil air wudhu dan ku lihat ibu sedang mengambil air wudhu.
Jadi aku menunggu dan aku mendengar suara yang tak asing lagi di
telingaku yang sedang menjadi muazin. “Syah kamu mau ngambil wudhu”.
“Iya ibu. O ya bu aku shalat subuh di masjid ya!” “iya hati-hati ya
nak”. “Iya bu !!..”
Keluar dari rumah aku mencium aroma yang beberapa tahun belakangan
tak pernah aku cium aroma sesegar ini. Ku melangakah menuju masjid dan
mulai melangkah masuk dengan hati yang tenang dan bahagia. Setelah
shalat subuh berjamaah hatiku kembali berdebar.. dan putra pun merasakan
apa yang kekasihnya rasakan. Putra keluar menunggu di bawah tangga
tempat yang dimana telah mereka janjikan untuk bertemu disana. Alesa pun
keluar menuju tangga dan ia melihat seseorang yang sedang duduk di
bawah tangga, Putra pun menghampiri kekasihnya yang lama tidak pernah
bertemu dan putra langsung melamar sang kekasih.
*Karya:
Tika Asela Sari