Home

Pages

Inspirator Kebaikan buat Orang Lain

Teruslah Berusaha Menjadi Pribadi yang Senantiasa Menginspirasi Orang Lain.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ketua STIKES Andini Persada Mamuju

Ns. Edi Purnomo, S.Kep., Me.Kes., M.Kep.ketika Acara Wisuda Mahasiswa Tahun 2015.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

D'Inspirator, Amirullah B

Seorang Motivator Nasional yang Berasal dari Lingkup STIKES Andini Persada Mamuju.

Saturday, December 19, 2015

Motivasi; Tuli di Hadapan Orang yang Berkata Negatif

Saya terinspirasi dari penggalan seorang motivator internasional. Ippho Santosa;
Sekilas, mereka tidak rasional. Tidak masuk akal, bahkan disebut-sebut ‘gila’ atau ‘nggak punya otak’
Padahal antara gila & jenius itu bedanya tipis. Kalau kita belum berhasil, akan dicap gila. Nah, begitu kita sudah berhasil, akan dicap jenius.

Ini adalah cara pandang kita memandang sesuatu. Perlu melakukan hal-hal gila supaya bisa meraih tingkat kejeniusan. Tidak menjadikan perkataan orang sebagai hambatan untuk terus berinovasi dan melakukan hal-hal yang di luar dari kebiasaan kebanyakan orang.

Bisa jadi, kita sudah berada di ambang kesuksesan malah terpengaruh oleh perkataan orang. Padahal, kebanyakan orang yang kesuksesannya tertunda disebakan terlalu banyak mendengar komentar orang lain yang bersifat menjatuhkan.

Olehnya itu, Menjadikan diri untuk 'tuli' di hadapan orang-orang yang terbiasa menjatuhkan semangat kita merupakan hal jenius yang perlu kita lakukan. teruslah bekerja kreatif dan inovatif sebagai inspirasi buat orang lain untuk terus menjadi peribadi hebat dan berkualitas.


Penulis: Amirullah B.

Semerah Muda Itukah Ulang Tahunku

Dingin, aku tepat di bawah AC tanpa jaket hangat. Menatap pada jendela kaca dipenuhi tetesan air yang mengikuti gravitasi. Perjalananku hamper usai, aku turun disebuah halte. Namun aku masih harus berjalan kaki menuju sebuah tempat yang masih ¾ asing untukku. 15 menit aku menyusuri trotoar yang mulai tergerogoti pedagang-pedagang rakus.

            Aku tak perlu mengetuk pintu, pintu telah terbuka dengan lebar. Sebagian orang berada di ruang makan, dan ada 2 orang lainnya masih di ruang tamu yang langsung kusapa hangat. Namun mereka seperti tidak menatap dan menjawab sapaanku walapun mereka berdua menjabat tanganku serta menanyakan kabarku. Ahhh… mereka sedang sibuk mempersiapkan suatu hal ternyata. Aku lalui mereka berdua dan menuju ruang makan yang auranya begitu bahagia lengkap dengan berbagai hidangan dan perabot makan istimewa di atas meja. Satu persatu tangan dan jemari ku menjabat dengan hangat, mereka membalasku dengan aura bahagia yang meluap-luap. Bukan karena kedatanganku sepertinya karena aku yakin sebelum aku datang mereka sudah seperti itu.

            Beberapa saat kemudian orang-orang duduk dengan rapi di depan meja hidangan, dengan hiasan balon merah muda di ruangan itu. Berbicara lumayan panjang tentang sebuah kalimat yang diusahakan menyentuh hati. Ini adalah acara ulang tahun!. Aku baru mengetahuinya dari kalimat-kalimat yang mereka keluarkan di meja makan ini. dan tibalah acara mekan malam, sebuah klise mengawali sebuah kejutan. Seorang lelaki keluar dari sebuah ruangan dengan kue dihias lilin angka 19. Setelah itu kami melanjutkan makan malam. Selesai bersantap ada sebuah sesi sekedar memberikan doa. Satu persatu memberikan doa-doa dan harapan terbaiknya termasuk aku, walaupun aku tidak begitu mengenalnya.

            Dan ini yang dinamakan kejutan, sebuah video tentang seorang yang baru menginjak umur 19 tahun. Begitu menyentuh. Namun aku tak bisa berlama-lama ditempat itu. Hingga di tengah suassana mengharukan itu aku pamit untuk bergegas kembali ke rumah.

            Sebenarnya aku melangkah ke temat itu untuk bertemu dengan seorang laki-laki yang begitu membuatku rindu. Aku belum lama mengenalnya, namun begitu Ia begitu total memperhatikanku. Namun aku lihat dia terlalu bahagia dengan suasana ini. hingga mungkin tak menyadari keberadaanku. Dan akhirnya sebuah kursi bamboo mempertemukan kami,. Aku ingin sekali memeluknya, namun dia memberikan sebuah kehangatan lewat tangannya saja. Aku ingin berserita banyak dengannya, namun fikirannya begitu bergejolak dengan acar pertambahan usia seorang gadis manis. Tak apa, mungkin lain kali. Dan langkahku pulang adalah sebuah solusi terbaik untuk tetap melambungkan hatiku.

            Diperjalanan pulang, aku masih memikirkan suasana di tempat tadi. Dan lebih mengerikan membayangkan yang terjadi jika aku tetap berada di tempat itu tanpa sebuah pandangan mata yang layak. Di jendela bus yang kunaiki terlihat kebali tetesan air yang mengikuti gravitasi, gerimis ini menemaniku. Aku menatap setiap tetesannya, seakan aku bercerita tentang kekecewaan hatiku terhadap seorang lelaki yang begitu kurindukan namun yang kutemui tak berbanding membahagiakan suasana hatiku.

            Akhirnya sampai di sebuah gubuk sederhana berwarna putih dengan ornmen oranye. Aku bergegas masuk ke dalam kamar. Berbaring melepas segala rasa resah yang menghantui fikiranku sepanjang jalan tadi. Aku masih berfikir kenapa laki-laki tadi mengacuhkanku, dalam sebuah pesan singkat yang dia kirim untukku kemarin malam menggambarkan betapa rindunya ia padaku. Tapi kenyataan yang kutemui begitu berbeda. Ah… entahlah. Aku mengalihkan perasaan rindu resahku ini pada sebuah cicak yang mendekati lampu kamarku. Mungkin menunggu nyamuk mendekati cahaya lampu. Eh, ternyata tidak… cicak itu sepertinya menunggu pasangannya. Terbukti setelah satu ekor cicak lain datang, cicak pertama itu meninggalkan cahaya lampu dan pergi menjauh bersama pasangan yang baru datang.

            Pagi ini aku membantu Ibuku memasak. Ibu memasak benyak macam makanan, kurasa ini hari spesial, tak pernah ibu memasak makanan sebanyak ini tanpa ada acara spesial. Saat kutanya ibu hanya stersenyum manis. Saat kutanya unutk kedua kalinya Ibu menjawab bahwa hari ini ulang tahunku. Kemudian aku teringat bahwa aku akan merayakan ulang tahunku di tempat yang istimewa. Saat aku bersiap-siap sebuah pesan singkat berisi pertanyaan untuk mengkonfirmasi suatu hal pun aku baca. Kubalas dengan lembut bahwa aku sedang bersiap-siap. Pesan tersebut tidak lain dari laki-laki yang begitu kurindu. Setelah kemarin tidak memberikan sapaan hangat seperti biasa, dia mengirim pesan ini untuk datang di tempat istimewa kemarin.

            Tepat pukul 14.00 WIB aku tiba disana, aku menyiapkan makanan yang kubawa sendiri. Aku berbisik pada hati kecilku, mengapa belum ada yang datang. Aku bertanya pada salah seorang tamanku, dan ternyata mereka memang tidank datang. Di tempat itu hanya ada 6 orang saja. Sungguh berbeda dengan acar peringatan ulang tahun kemarin, begitu meriah dan penuh kebahagiaan. Ini hampir membuatku menangis. Mengingat bahwa ditanggal yang sama seperti hari ini, ibuku sakit dan tak bisa merayakan ulang tahunku. Bahkan untuk berucap selamat ulang tahun pun tak bisa karena ibuku terbaring di ranjang rumah sakit. Aku berfikir apakah aku akan tidak bisa merayakan ulang tahunku kembali tahun ini.

            Akhirnya kufikir tidak apa jika merayakan ulang tahunku ini dengan 6 oran saja, mau bagaimana lagi. Lagi pula tak perlu banyak orang untuk hal ini. aku mencoba tegar kali ini. mungkin laki-laki yang kurindu dapat hadir mengguyur panas hati ini. dia tak kunjung tiba di tempat istimewa ini. hingga akhirnya aku memutuskan membuka acara makan malam ini. dalam pertengahan sebuah klise muncul kembali bedanya ini bertambah klise. Kuepun muncul dari sebuah ruangan. Dan laki-laki yang kurindulah yang membawanya. Dia membuat klise itu menjadi hal yang indah. Namun setelah mengantar kue itu secar tiba-tiba dia duduk tak menyapaku. Dia mengobrol dengan seorang gadis yang kemarin baru saja berulang tahun juga. Ini membutaku tak tahan. Tapi aku harus bertahan di tempat ini dengan suasana menyakitkan.

            Saat kondid mulai tak bisa kuterima lagi karena aku tak diberi pandangan sedikit apapun itu. Bahkan mereka mungkin lupa bahwa aku di sini sedang merayakan ulang tahun. Aku pergi begitu saja dari tempa itu tanpa berpamitan. Cukup tak uusah dirayakan lagi, aku akan mesyukurinya dengan Tuhan. Tiu lebih sangat membahagiakan untukku. Daripada suasana ini, begitu membuatku sakit hati. Bisa kubandingkan satu hari yang lalu mereka merayakan ulang tahun seorang gadis dengan meriah dan penuh kebahagiaan. Sekarang aku hanya diberi tamparan, bahwa aku tidak diharapkan di tengah-tengah mereka. Terbukti juga tak ada salah seorangpun yang mengejarku saat aku pergi secara tiba-tba walaupun aku memang tidak mengharapkanya. Cukup tahun lalu ketika ulang tahunku tiba ibu terbaring sakit, sekarang aku harus melalui suasana ini. tak semerah muda balon yang menjadi dekorasi tempat itu kemarin. Bahkan saat giliranku merayakan ulang tahun tidak ada balon itu di pojok ruangan.

            Sebuah suara mengagetkanku, hingga aku terjatuh dari tempat tidur karena posisiku yang sudah dipingir tempat tidur. Dan akhirnya suara itu mebuatku terguling. Aku terbangun dengan sebuah rasa sakit di badanku. Aku mencoba bangkit dari lantai dingin, mengangkat badanku yang kesakitan. Dan aku menatap jendela, ini sudah terlalu siang untuk seorang gadis. Dan suara mengagetkan itu adalah suara ibuku yang memuncak karena aku tak kunjung bangun. Dan saat aku melihat jam di ponselku ternyata sudah pukul 07.00 aku tak pernah sesiang ini bangun. Saat melihat jam, aku melihat pesan masuk di ponselku. Adalah laki-laki yang kurindukan menyapaku dalam pagi. Memberikan semangatnya lewat kata-kata manis penuh kasih yang seakan melindungiku. “Semangatku”, begitu dia menyapaku. Hemmm… pagi yang manis bersama sinar matahari pagi yang meninggi memperlihatkan kegagahannya. Itu menghilangkan kesal atas mimpi burukku semalam. Sinar mentari sepertinya ikut berubah menjadi merah muda.

Karya: Indah Gn Agustina
*Kompasian

Tips Menulis Paragraf Awal yang Menarik pada Cerita Pendek (Cerpen)

Salam Literasi dan Salam Bahagia...

Ada banyak kendala yang dihadapi oleh penulis pemula, namun yang paling tinggi rating tantangannya adalah "Bagaimana memulai paragraf pertama pada cerita pendek (Cerpen).

Pada tulisan ini, saya akan memberikan tips (cara mudah) singkat bagaimana memulai menulis paragraf pertama pada cerpen.

Gunakan narasi tempat yang jelas. Sebagai penulis, kita harus bisa menguraikan dengan jelas setting atau latar tempat. Gunakanlah deskripsi tempat di awal cerita, sehingga kita bisa memulai tulisan dengan memperhatikan tempat di mana sang tokoh berada. Kaitkan dengan menarik hubungan tempat dengan tokoh dalam cerita.

Perlu diingat, kita harus membatasi setting tempat yang berlebihan yang tidak terkait langsung dengan tokoh dan ide cerita agar tulisan kita tetap efektif. Dengan kata lain, penggambaran setting haruslah aktif dengan melibatkan tokoh untuk menghidupkan tempat tersebut.

Setting tempat merupakan roh dalam menghidupkan cerita yang kita tulis. ini merupakan hal pertama yang perlu kita seriusi dalam menulis.

Contoh setting narasi:
Mewarisi tanah leluhur ini membuat aku muak dan stres. Punggungku setiap siang dipanggang matahari ketika harsu mencangkul tanah tandus. Apalagi ini musim kering yang sadis. Sejauh mata ini memandang, tak ada tanda-tanda bahwa dulu petak-petak persawahan ini tersimpan sejarah panjang tentang kehidupan. Lebih tepatnya, sejarah kemakmuran kampung kami.

Semoga Bermanfaat, Guys.



Tuesday, December 15, 2015

Lomba Menulis Cerpen Total Hadiah 60 Juta - Perhutani Green Pen Award 2016

Perhutani Green Pen Award kembali hadir dengan Lomba Menulis Cerpen tahun ini merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan Perum Perhutani sejak 2013, dengan peserta mencapai 1.500 orang per tahun. Tingginya partisipasi peserta, menjadikan lomba ini sebagai ajang yang ditunggu-tunggu pelajar, mahasiswa, dan penulis umum untuk berkompetisi sekaligus mengasah kompetensi.

Kegiatan berbasis budaya ini diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas, mengasah kesadaran cinta hutan dan lingkungan, sekaligus membangun karakter generasi muda di era digital yang serba instan. Perum Perhutani melalui lomba ini juga berupaya mendorong meningkatkan daya imajinasi, empati, simpati dan kepekaan serta kepedulian generasi muda terhadap alam sekitarnya dengan budaya tulisan.

Lomba Menulis Cerpen

Hutan & Lingkungan

Perhutani Green Pen Award 3 Tahun 2016

Syarat:

    Peserta:
    Warga Negara Indonesia di Tanah Air maupun yang sedang berada di luar negeri
    Pelajar SLTP sederajat (Kategori A),
    Pelajar SLTA & Mahasiswa (Kategori B),
    Umum, Guru, Dosen, Penulis/Pengarang (Kategori C).

Lomba dibuka mulai tgl. 22 November 2015 dan ditutup tgl. 12 Februari 2016 (Stempel Pos/Jasa Kurir)
Judul naskah bebas, tema cerita: kehidupan dengan berbagai aspeknya terkait hutan, alam dan lingkungan hidup.
    Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, indah (literer) dan komunikatif.
    Naskah adalah karya asli, bukan jiplakan, terjemahan atau saduran dan belum pernah dipublikasikan, disertai dengan dokumen pernyataan diatas materai.
    Naskah panjangnya 5 s/d 10 halaman A4, diketik 1,5 spasi huruf Times New Roman ukuran 12 font, margin standar.
    Naskah dicetak atau print out sebanyak 2 (dua) rangkap, file dimasukkan dalam CD atau Flashdisk
    Peserta diperbolehkan mengirimkan naskah lebih dari 1 (satu) judul, maksimal 2 (dua) judul.
    Naskah dimasukkan ke dalam amplop tertutup, tulis kategori A/B/C pada amplop, kirim ke Panitia Perhutani Green Pen Award 2016: Perhutani Residence, Jl. Gedung Hijau I No. 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan 12310.




 Naskah dilampiri:
    Biodata lengkap; alamat, nomor telpon/HP, Email yang mudah dihubungi.
    Foto copy Kartu Pelajar (Kategori A);
    Foto copy Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa dan KTP bagi Mahasiswa (Kategori B)
    Fotocopy KTP/Paspor dan indentitas lainnya (Kategori C)
    Tulisan singkat tentang salah satu kegiatan Perum Perhutani, diketik rapi minimal 70 kata, diperbolehkan menambah foto apabila ada.
    Sumber informasi Situs Resmi www.perumperhutani.com atau sumber lain dengan menyebut nama sumber.

 Lain-lain:
 Nama-nama pemenang akan diumumkan pada tgl 29 Maret 2016 melalui Situs: www.perumperhutani.com.
    Panitia tidak memungut biaya apapun, tidak menunjuk perwakilan dan tidak melayani surat menyurat terkait penyelenggaraan ini.
    Naskah yang dilombakan menjadi milik Perum Perhutani dan dapat diterbitkan untuk kepentingan Perusahaan.
    Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Hadiah Kategori A
    Pemenang 1: Piala, Piagam dan Uang Tunai Rp 3.000.000,-
    Pemenang 2: Piagam dan Uang Tunai Rp 1.500.000,-
    Pemenang 3: Piagam dan Uang Tunai Rp 1.000.000,-
    5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp 500.000,-

Hadiah Kategori B
    Pemenang 1: Piala, Piagam dan Uang Tunai Rp 4.000.000,-
    Pemenang 2: Piagam dan Uang Tunai Rp 2.000.000,-
    Pemenang 3: Piagam dan Uang Tunai Rp 1.500.000,-
    5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp 750.000,-

Hadiah Kategori C
    Pemenang 1: Piala, Piagam dan Uang Tunai Rp 5.000.000,-
    Pemenang 2: Piagam dan Uang Tunai Rp 3.000.000,-
    Pemenang 3: Piagam dan Uang Tunai Rp 2.000.000,-
    5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp 1.000.000,-

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani John Novarly atau Kepala Biro Humas Protokoler Sekretariat Perum Perhutani Susetiyaningsih, di 081387870731 / (021) 5721282 / Fax (021) 5743579.